Tuesday 2 February 2016
keren
"Yang namanya kekasih selalu ada mantan,namun tidak pernah ada yang namanya mantan sahabat"
Cara Membuat rangkuman
Langkah-langkah membuat rangkuman
Memahami
isi buku ilmu pengetahuan populer relatif lebih sulit daripada buku
lainnya. Untuk itu diperlukan adanya rangkuman atau ringkasan yang
berisi intisari dari bacaan atau buku yang ingin dipahami. Adapun
langkah-langkah untuk embuat rangkuman buku arau artikel ilmu pengathuan
populer adalah sebagai berikut:
1. Membaca secara keseluruhan isi teks wacana yang akan dibuatkan rangkuman.
Sebelum
membuat rangkuman dari sebuah teks, sebaikanya baca terlebih dahulu isi
keseluruhan dari teks yang akan dirangkum. Dengan membaca secara
keseluruhan isi teks, maka rangkuman kita pun akan lengkap dengan tidak
melewatkan hal-hal penting yang tedapat dalam teks.
2. Menemukan kata-kata kunci.
Dalam
membaca sebuah teks, kadang kala kita menemukan beberpata kata yang
diulang-ulang. Kata yang diulang tersebut nerupakan kata-kata kunci yang
dapat mengantarkan kita pada pikiran utana sebuah teks.
3. Menggarisbawahi hal-hal yang penting.
Dengan menggarisbawahi hal-hal yang penting maka kita akan lebih mudah menemukan pokok-pokok pikiran dari sebuah teks.
4. Mencatat butir-butir pokok teks.
Setelah
membaca teks secara keseluruhan, segera catat butir-butir pokok dari
teks yang telah dibaca. Butir-butir pokok teks adalah hal-hal penting
yang diungkapkan pengarang dalam karangannya. Hal-hal penting itu dapat
berupa gagasan, fakta baru, atau pesan. Pada dasarnya membaca teks itu
sama halnya dengan mengambil hal-hal pokok yang terdapat dalam teks.
5. Menulis rangkuman isi berdasarkan butir-butir pokok yang telah dicatat.
Butir-butir
pokok dari teks terkadang urut dan masih terpencar-pencar di semua
paragraf. Usaha menyatukan kembali butir-butir teks itulah yang disebut
merangkum. Jadi, merangkum dimulai dari kegiatan mencari butir-butir
pokok, menyatukannya, dan meringkasnya dalam bentuk yang lebih pendek
dari teks aslinya.
Cara membaca puisi
Dalam
proses ini diperlukan ketajaman visi dan emosi dalam menafsirkan dan
membedah isi puisi. Memahami isi puisi adalah upaya awal yang harus
dilakukan oleh pembaca puisi, untuk mengungkap makna yang tersimpan dan
tersirat dari untaian kata yang tersurat.
Vocal
Artikulasi
Pengucapan kata yang utuh dan jelas, bahkan di setiap hurufnya.
Diksi
Pengucapan kata demi kata dengan tekanan yang bervariasi dan rasa.
Tempo
Cepat
lambatnya pengucapan (suara). Kita harus pandai mengatur dan
menyesuaikan dengan kekuatan nafas. Di mana harus ada jeda, di mana kita
harus menyambung atau mencuri nafas.
Dinamika
Lemah
kerasnya suara (setidaknya harus sampai pada penonton, terutama pada
saat lomba membaca puisi). Kita ciptakan suatu dinamika yang prima
dengan mengatur rima dan irama, naik turunnya volume dan keras lembutnya
diksi, dan yang penting menjaga harmoni di saat naik turunnya nada
suara.
Modulasi
Mengubah (perubahan) suara dalam membaca puisi.
Intonasi
Tekanan dan laju kalimat.
Jeda
Pemenggalan sebuah kalimat dalam puisi.
Pernafasan
Biasanya, dalam membaca puisi yang digunakan adalah pernafasan perut.
Penampilan
Salah
satu factor keberhasilan seseorang membaca puisi adalah kepribadian
atau performance diatas pentas. Usahakan terkesan tenang, tak gelisah,
tak gugup, berwibawa dan meyakinkan (tidak demam panggung).
Gerak
Gerakan seseorang membaca puisi harus dapat mendukung isi dari puisi yang dibaca. Gerak tubuh atau tangan jangan sampai klise.
Komunikasi
Pada saat kita membaca puisi harus bias memberikan sentuhan, bahkan menggetarkan perasaan dan jiwa penonton.
Ekspresi
Tampakkan hasil pemahaman, penghayatan dan segala aspek di atas dengan ekspresi yang pas dan wajar.
Konsentrasi
Pemusatan pikiran terhadap isi puisi yang akan kita baca.
Dengan
pemaparan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa membaca puisi bukan
sekedar menyampaikan arus pemikiran penyair, tapi kita juga harus
menghadirkan jiwa sang penyair.
Subscribe to:
Posts (Atom)